--> Skip to main content

Pengalaman Kena PHK Dari Perusahaan Swasta

PHK

Seperti lulusan SMA lainnya saya lebih memilih mencari pekerjaan dari pada melanjutkan kuliah. Saat itu yang ada dibenak saya adalah merantau ke Jakarta bagaimanapun caranya. Untungnya saya memiliki paman yang lebih dulu merantau ke Jakarta walaupun Cuma pinggirannya atau kota Bekasi.

Paman saya bukanlah seorang karyawan tapi hanya pedagang martabak kaki lima yang mangkal diPasar Baru Bekasi. Apa boleh buat karena hanya paman saya yang bisa jadi tempat tinggal sementara sampai saya mendapatkan pekerjaan sayapun akhirnya memilih ikut dengan paman.

Sesampainya disana saya tidak langsung mendapatkan pekerjaan, maklumlah saya hanyalah seorang pendatang bermodalkan ijazah SMA dan KTP daerah (Tegal). Informasi tentang bagaimana cara melamar pekerjaan serta kemana mencarinya belum banyak yang saya tahu. Paman saya yang hanya seorang pedagang martabak juga tidak bisa berbuat apa-apa selain menyediakan tempat tinggal.

Nah… 👍👍sambil menunggu saya mendapatkan pekerjaan saya ikut bantu-bantu berjualan martabak. Kami berangkat jualan sekitar jam 3 sore dan pulang jam 10 malam. Saya awalnya tidak bisa mencetak martabak manis atau telor tapi karena ikut paman jadi bisa. Inilah keuntungan yang saya dapatkan dan bermanfaat dikemudian hari.

Baca juga : [Foto] Kekurangan Bukan Halangan untuk Usaha Sendiri

Selama ikut paman saya mencari informasi lowongan kerja kesana sini. Saya sering bolak balik ke kantor Depnaker Bekasi dan keliling-keling kawasan industri mulai dari MM2100 hingga Jababeka Cikarang. Ternyata tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan tanpa peran orang dalam.

Kisah kehidupan berawal dari sini 😃😃

Saya diterima bekerja disebuah Perusahaan Swasta yang bergerak diproduksi Sepatu olah Raga internasional.

Perusahaan tersebut merupakan PMA dimana pemilik modalnya sebagiannya Ditanam pengusaha Korea.

Sebenarnya Saya banyak berharap bisa diterima diperusahaan-Perusahaan Jepang seperti Sony, Panasonic, Toshiba karena menurut informasi yang saya dengar perusahaan Jepang memberikan kesejahteraan yang cukup bagus bagi karyawannya. Namun ternyata saya malah diterima diperusahaan Korea.

Mulailah saya bekerja Di perusahaan tersebut, posisi saya saat itu sebagai operator dibagian Packing. Dibagian ini terbagi 2 ada yang khusus packing ada pula bagian werehouse atau Gudang. Nah  saya bagian gudangnya.

Kalau dipikir-pikir pekerjaaan saya ini tak beda dengan kuli panggul/ bongkar. Tugas utama bagian gudang ini adalah menyimpan sepatu yang sudah dikemas dalam kardus yang berisi 12 pcs sepatu kedalam gudang.

Menyimpannya tidak sembarangan karena disimpan berdasarkan  No Order atau PO. Ukuran gudangnya lumayan luas sektiar 20 m x  75 m. Cara menyimpannya disusun bertumpuk dan memanjang kebelakang. Jadi tiap hari pekerjaan saya mengangkat Dus-dus tersebut.

Tugas bagian gudang lainnya adalah memasukkan dus yang berisi sepatu kemobil kontainer saat mau diekspor keluar negeri. Semua produknya diekspor keluar negeri. Ini juga tugas yang lumayan melelahkan karena setiap ada muat barang tak kurang dari ribuan dus sepatau dimasukkan kekontainer.

Diperusahaan ini saya bertemu jodoh yang juga seorang karyawati hanya saja beda bagian. Setahun menikah kami dikarunai seorang anak laki-laki. Namun karena suatu hal istri saya harus berhenti kerja sehingga saya jadi tulang punggung keluarga.

3 Tahun Bekerja disana krisis ekonomi global melanda dunia termasuk Indonesia. Perusahaan tempat saya bekerja termasuk yang terkena Imbasnya. Orderan semakin menurun sehingga produksipun semakin berkurang. Efesiensipun dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan pengurangan karyawan.

Saya salah satu karyawan yang lebih dulu terkena PHK dengan jumlah pesangon yang seadanya sedangkan yang lain tinggal menunggu waktu saja sampai perusahaan benar-benar bangkrut. Saya benar-benar terpukul waktu itu namun apa boleh buat. Untuk menenangkan pikiran saya bersama istri dan anak pulang kampung.

Beberapa bulan kemudian barulah saya berangkat ke Bekasi lagi tapi saya hanya sendiri. Saya memilih tinggal bersama 2 adik perempuan saya yang bekerja diperusahaan di Cibitung dan Cikarang. Mulailah saya mencari-cari pekerjaan. Sayangnya sekian lama berusaha mencari tak kunjung membuahkan hasil sampai akhirnya saya memutuskan untuk usaha sendiri. Kebetulan lokasi Kos adik saya dekat dengan terminal Bekasi.

Bersama Adik laki-laki, saya berjulan Keripik Singkong menggunakan gerobak dan mangkal diterminal Bekasi. Walaupun terasa berat karena harus mengolah singkong menjadi keripik belum lagi jualannya kaki lima kadang terjadi gesekan dengan pedagang lain Saya harus kuat. Pokoknya saya merasa hidup itu keras.

Apa boleh buat karena saya harus mencari nafkah untuk anak dan istri apapun saya lakukan meski hasilnya belum bisa dikatakan cukup bahkan bisa saya katakan hasilnya tidak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan.

Saya termasuk beruntung meksi tak bisa mendapatkan pekerjaan lagi namun saya bisa usaha sendiri. Masih banyak teman-teman yang kena PHK namun masih juga menganggur dan tak tahu apa lagi yang harus dilakukan untuk mendapatkan uang.

Demikianlah pengalaman hidup saya saat terkena PHK dari perusahaan swasta semoga bisa menjadi pelajaran buat mereka yang kehilangan pekerjaan.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar